TIGA PENYELAMAT, PERUSAK, PENINGGI DERAJAT, DAN PENGHAPUS DOSA
Abu Hurairah radhiyallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
"Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah); ada tiga perkara yang dapat membinasakan manusia; ada tiga perkara yang dapat meninggikan derajat manusia; dan ada tiga perkara yang dapat menghapus dosa."
Tiga hal yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah) adalah:
"Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah); ada tiga perkara yang dapat membinasakan manusia; ada tiga perkara yang dapat meninggikan derajat manusia; dan ada tiga perkara yang dapat menghapus dosa."
Tiga hal yang dapat menyelamatkan manusia (dari siksa Allah) adalah:
Takut kepada Allah Ta'ala, baik ketika berada di tempat sepi maupun ketika berada di tempat ramai;
Berpola hidup hemat dan sederhana, baik saat tidak punya maupun saat kecukupan;
Selalu berlaku adil, baik saat senang maupun marah.
Berpola hidup hemat dan sederhana, baik saat tidak punya maupun saat kecukupan;
Selalu berlaku adil, baik saat senang maupun marah.
Tiga hal yang dapat membinasakan manusia adalah :
Sangat bakhil;
Senantiasa memperturutkan hawa nafsunya; dan
Membanggakan diri sendiri.
Senantiasa memperturutkan hawa nafsunya; dan
Membanggakan diri sendiri.
Kriteria sangat bakhil/kikir ialah tidak mau menunaikan hak Allah atau hak orang lain. Dalam riwayat lain disebutkan: "Kikir yang ditaati." Meskipun pada wataknya manusia itu kikir, tetapi jika tidak ditaati tidak akan membinasakan pelakunya.
Tiga hal yang dapat meninggikan derajat manusia ialah:
Membudayakan ucapan salam (di kalangan kaum muslim);
Suka memberi makan kepada tamu dan orang yang lapar; dan Shalat tahajjud pada tengah malam saat orang-orang sedang tidur nyenyak.
Suka memberi makan kepada tamu dan orang yang lapar; dan Shalat tahajjud pada tengah malam saat orang-orang sedang tidur nyenyak.
Adapun tiga hal yang dapat menghapuskan dosa adalah :
Menyempurnakan wudhu' meskipun cuaca sangat dingin;
Melangkahkan kaki untuk melakukan shalat berjama'ah; dan Menunggu tibanya waktu shalat yang kedua usai mengerjakan shalat yang pertama."
Yang dimaksud dengan adil, baik saat senang maupun saat marah, adalah orang yang yang bersangkutan tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan dan tidak mudah terpengaruh oleh emosinya, yang semuanya itu dilakukannya demi mengharap ridha Allah semata.
Melangkahkan kaki untuk melakukan shalat berjama'ah; dan Menunggu tibanya waktu shalat yang kedua usai mengerjakan shalat yang pertama."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar